Jumat, 30 Juli 2021

Zona Mengenal Pasangan #2


Perjalanan di Kampus Ibu Pembaharu semakin menantang tiap pekannya. Pekan ini  kembali mereview jurnal pasangan untuk Materi kedua. Pasangan review saya kali ini berasal dari IP Asia, Mba Fifta Indrawati. 
Saat ini, beliau tinggal di Arab Saudi sejak 5 tahun yang lalu. Kami bertukar jurnal, kampanye dan problem statement yang akan diangkat dalam tim masing-masing. 
Dari obrolan, mba Fifta menceritakan bahwa beliau merasa tidak Percaya Diri. Beliau memimpikan untuk bisa memberikan bacaan dan tontonan yang bermanfaat. Bersama tim yang beliau bentuk akan berusaha untuk mewujudkannya. InsyaAllah, Tim yang ada akan berubah menjadi perempuan-perempuan hebat yang penuh percaya diri. 
Lengkapnya bisa dilihat dalam jurnal Mba Fifta. Dan berikut ulasan jurnal yang sudah saya buat, semoga Mba Fifta berkenan. 

Kami memiliki kesamaan dalam tim. Saya dan mba Fifta diamanahi sebagai leader. 
Apa saja yang sudah dilakukan mba Fifta bersama timnya ?? 
Obrolan kami belum begitu jauh. Hehe

Dari worksheet mba Fifta memberikan saya insight adanya pertemuan online yang akan dilakukan tiap pekan. Itu yang saya aplikasikan dalam tim saya. Terimakasih, mba. Semoga kita bisa mewujudkan mimpi kita masing-masing. Aamiin. 

#umpanbalik2
#membanguntimyangsolid
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestakaryauntukindonesia









Minggu, 25 Juli 2021

Zona Mencari Teman


Energi, komitmen dan bahagia. Tiga kata yang harus terus diingat dan dipegang sungguh-sungguh. Memasuki materi kedua di Ibu Pembaharu mulai memainkan energi dan komitmen kita. Untuk awalan, para mahasiswi diminta berkampanye untuk mencari tim orang-orang yang merasakan "masalah yang sama". Baru kali ini punya masalah tetapi di kampanye kan. Hehe
Percaya diri mengundang orang lain untuk ikut bekerja tim menyelesaikan masalah yang kita hadapi. 

Sebelum berkampanye di media sosial, grup whatsapp bunda salihah regional sudah ramai satu hari sebelumnya, disana teman-teman sudah mulai mencari tim dan membuat daftar list agar yang memiliki masalah yang sama bisa langsung bergabung. 

Alhamdulillah, saya pun menemukan teman yang memiliki kemiripan problem statement dengan saya yaitu Ibu Suhaeti dan mba Indah Mulyani. Saya langsung bergegas menghubungi mereka berdua dan menawarkan untuk bergabung bersama di tim saya. Tawaran saya pun diterima oleh Ibu Eti dan mba Indah. Kami sudah menjadi satu tim. Kami sharing tentang problem statement kami masing-masing dan masuk pekan kedua mba Indah memutuskan untuk mundur dari tim. 

Minggu pagi, saya mulai berkampanye di media sosial. Saya menggunakan platform Facebook, kampanye saya bisa dilihat disini
Saya menuangkannya semua dalam worksheet 1 dan worksheet 2 sampai kampanye ini siap diterbitkan di media sosial. 
Alhamdulillah, banyak sekali yang ingin bergabung dengan tim. Sampai jurnal ini ditulis pun masih ada yang melamar untuk bergabung tapi saya harus menolaknya. 

Tim kami pun terpenuhi dengan 9 orang, terdiri dari 6 mahasiswa Ibu Pembaharu, 2 umum dan 1 mahasiswa Bunda Cekatan. Kami saling berbagi User Persona 
Dalam waktu kurang lebih sepekan obrolan dan diskusi pun terus berlangsung tiap hari dengan semangat. Diawali dengan sesi perkenalan lanjut diskusi tentang Tim yang Efektif.

Kami pun berdiskusi tentang golden rules yang akan kami pegang sepanjang perjalanan di tim, soft skill dan hard skill yang dimiliki anggota tim, juga membahas tentang pembagian tugas dan peran. InsyaAllah, saya diamanahi sebagai leader tim. Hasil diskusi kami (worksheet 3 dan 4) bisa dilihat disini
___________________________________________
Revisi peran dan tugas 
Memasuki Materi ke-3, Tim makin memahami apa yang dibutuhkan saat ini. Kemudian Struktur Tim berubah di pekan ketiga.
_____________________________________________


Diskusi pun terus berlanjut dengan menyenangkan. Membuka pikiran dari pengalaman teman-teman di tim, para womanpreneur hebat, insyaAllah. Saya dengan bisnis tanaman dan reseller produk lainnya, ada kuliner, fashion, jasa desain, mengajar, mengelola usaha juga aktif bekerja ranah publik, ada yang membuka CV bersama keluarga. MasyaAllah, beragam sekali. 

Doakan semoga mimpi kami untuk meningkatkan dan mandiri secara finansial bisa terwujud. Banyak yang merasakan manfaat dan dampak positif terutama keluarga kami dan masyarakat umum. Aamiin.

#materi2
#membanguntimyangsolid
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia


Kamis, 08 Juli 2021

Zona Mengenal Pasangan #1


Gamifikasi yang dijalankan dalam Bunda Salihah di Kampus Ibu Pembaharu sangat menyenangkan. Di pekan ketiga ini, Kami mulai dijodohkan dengan mahasiswa lain. Dan menjawab pertanyaan juga, mengapa saya dijodohkan dengan pasangan review saya saat ini karena Kami memiliki permasalahan yang sama. Dengan berbagi jurnal dan sharing lebih dalam diharapkan Kami bisa menemukan solusi dan jalan keluar untuk permasalahan yang Kami alami. 

Pasangan review saya di umpan balik pertama ini adalah Mba Aulia Yulita. Beliau berasal dari IP Lampung,  seorang Ibu yang memiliki 2 anak, anak laki-laki berumur 5,8 tahun dan perempuan 2,5 tahun. Umur anaknya tidak berbeda jauh dengan umur anak saya, yang membedakan anak kedua dan ketiga saya kembar perempuan. 

Setelah melihat data yang tertera, saya langsung bergegas menjapri terlebih dahulu, memperkenalkan diri bahwa saya adalah pasangan review dari Mba Aulia. Kami saling berkenalan dan mengobrol sampai tiba di obrolan tentang jurnal dan review. 

Permasalahan yang Kami hadapi hampir sama yaitu Finansial. Hal yang melatarbelakanginya-lah yang berbeda. 

Mba Aulia adalah Ibu bekerja di ranah publik,  terbiasa mandiri dalam segi finansial. Dikarenakan pandemi beliau terkena PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Ibu yang terbiasa memiliki penghasilan sendiri kemudian berhenti dan pindah bekerja di ranah domestik, saya bisa merasakan konflik batin yang beliau hadapi saat awal-awal berhenti bekerja. Alasan utamanya bekerja pun agar bisa membantu perekonomian keluarga. Sama halnya dengan apa yang saya lakukan. 

Masalah yang dihadapi bukan berarti menjadikannya untuk berkeluh kesah, dengan adanya pasangan review ini saya bisa saling berbagi semangat dan pengalaman. Adanya perjodohan menyadarkan diri yang sering khilaf bahwa diluar sana banyak yang memiliki dan merasakan masalah yang sama. Saya tidak sendiri. Yang harus saya lakukan adalah tetap semangat dan rasa syukur yang diperluas lagi. Alhamdulillah ala kulli hal. 

*****
Dan berikut beberapa hasil ulasan saya tentang jurnal mba Aulia, jurnalnya bisa diintip disini
Semoga mba Aulia berkenan menerimanya. 

Dalam jurnal, mba Aulia menjelaskan identifikasi masalah dalam hidupnya, akar masalah yang ingin beliau kupas sepanjang perjalanan di kampus pembaharu dengan cukup jelas. Yang belum baik adalah ketika masih ada keraguan dalam dirinya, belum ada keberanian. Apa benar berbisbis jalan yang akan ditempuh untuk menambah pendapatan keluarga atau jalan yang lainnya.

Dan saat mengobrol dan bertukar pikiran. Saya memastikan lagi, Apa benar mba Aulia mau menjalankan bisnis, mba Aulia sudah memutuskan untuk memulainya dan akan ikut berbisnis dengan tantenya. 
Semoga hasil perbincangan dan diskusi kita membawa manfaat ya, mba.
Anggap saja ini permulaan lagi untuk saya dan untuk Mba Aulia. Bismillah, semangat buat kita. 

#umpanbalik1
#identifikasimasalah
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity

Kamis, 01 Juli 2021

Zona Merah = Masalah

Jurnal 1- Revisi 1

Pada jurnal saya sebelumnya, saya menuliskan seperti ini. 
((Saya menyiapkan satu dokumen (notes) kosong yang akan berisikan "jurnal marah"
Jika saya merasa sedang marah, kesal, khawatir dan perasaan tidak enak lainnya saya akan tuliskan di dalam jurnal ini. Mencari penyebab mengapa saya ada di zona merah tersebut dan berupaya menghadirkan solusinya) )

Setelah setor jurnal, beberapa hari kemudian saya sharing dengan Kahima regional Bekasi mba Fitria Ramadiani tentang syarat kelulusan individu. Mba Fit memberi masukan bahwa lebih baik dengan menggunakan jurnal syukur. Jurnal yang sudah ada diteruskan, porsi syukurnya yang lebih banyak. Dan saya mengikuti masukan ya mba Fit berikan, terima kasih ya mba. ♡♡♡
Ketika kita berbicara atau menuliskan hal positif walaupun dalam keadaan tidak menyenangkan, insyaAllah akan tetap menghasilkan energi positif. Begitu pun sebaliknya. 

Dan inilah jurnal yang telah direvisi. 
____________________________________________

Baru-baru ini, kasus covid 19 kembali ramai dan melonjak tinggi, banyak daerah yang secara dratis berubah menjadi daerah zona merah. Zona merah berarti resiko, masalah, menandakan bahaya dan sebisa mungkin harus kita hindari. Tetapi bagaimana ketika terlanjur melewati zona merah itu? Apa yang harus dilakukan? 
Berhati-hati dan memikirkan cara keluar dari zona merah dengan selamat tanpa terpapar oleh virus.

Begitu juga dengan diri, zona merah bagi saya adalah ketika saya tidak bisa mengendalikan dan mengontrol emosi. Ketika masalah datang secara bersamaan, pikiran terasa buntu, menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang sekitar.
Itulah zona merah bagi saya. Jika suatu waktu, saya melewati zona merah ini, saya ingin ada perubahan. Saya bisa mengatasinya dan menemukan solusi.  

Maka, dua masalah dalam diri saya yaitu 
1. Finansial
Hal ini yang akan saya fokuskan 6 bulan ke depan selama belajar di Kampus Ibu Pembaharu. 

2. Mengelola emosi
Ini saya gunakan sebagai syarat kelulusan individu di kelas Bunda Salihah dan Kampus Ibu Pembaharu.

Saya menyiapkan satu dokumen (notes) kosong yang akan berisikan "jurnal syukur"
Ini sudah mulai saya pratekkan di rumah. 
Alhamdulillah, jurnal ini sangat membantu ketika perasaan dan emosi saya kurang baik. 

Semoga saya bisa menjaga energi, komitmen untuk enam bulan kedepan. Dan untuk identifikasi masalah, saya sudah menetapkan pilihan sejak Ibu menyampaikan materi di 2 pekan lalu. Bismillah. 

#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestakaryauntukindonesia

Cerita Ramadan Eps 3

Sahur Pertama dan Buka Bersama Dirumah Nenek Abah  Ketika melihat judulnya apa yang terlintas dipikiran? Hehe.. Seperti judul-ju...