Tulisan pertama ditahun 2024.
Pagi ketiga ditemani hujan sepertiga malam yang belum berhenti.
Awal tahun ini, saya merasa lebih santai, tidak mengebu-gebu seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasanya awal tahun menuliskan begitu banyak target yang ingin dicapai, ikut banyak event untuk memeriahkan awal tahun. Tetapi tidak untuk tahun ini. Mengapa saya berubah?? Apa mungkin karena pikiran-pikiran yang merajalela, terbang tak beraturan di akhir desember kemarin.
*****
Akhir Desember lalu, pikiran saya sempat terbang, mengevaluasi diri lebih dahulu dibanding catatan-catatan yang ditulis dan foto-foto kegiatan yang terabadikan. Ketika banyak orang-orang yang mengatakan "cepat banget ya, sudah tahun baru lagi" atau "kayaknya baru kemarin tahun baru tapi sudah tahun baru lagi" dan ucapan-ucapan sejenis yang mengartikan bahwa masa satu tahun itu waktu yang sebentar. Padahal sebetulnya tidak sebentar itu.
Menelusuri perjalanan selama 365 hari, ternyata sangat banyak yang dilalui. Dan sesuatu yang pasti adalah sedih dan bahagia akan tetap selalu silih berganti. Entah itu tahun kemarin, tahun ini atau tahun-tahun yang akan datang.
Dan saya pun menemukan jawaban bahwa satu tahun itu panjang. Satu saja contohnya, ketika awal tahun menuliskan begitu banyak target ibadah yang ingin dicapai. Apakah saat akhir tahun berhasil?? Nyatanya tidak. Ibadah masih sama tidak ada perubahan yang signifikan. Kemudian hal-hal kebaikan lainnya yang begitu menggebu-gebu dituliskan diawal tahun, apakah tercapai diakhir tahun? Nyatanya lebih banyak yang tidak tercapai juga. Dan berakhir menjadi re-solusi untuk tahun berikutnya. Lelah dan menyedihkan tiap tahun selalu mengalami hal seperti itu.
Hal itulah yang membulatkan hati dan pikiran saya bahwa tahun ini lebih santai tetapi pasti. Tidak hanya bersemangat, menggebu-gebu dan terburu-buru diawal saja tetapi konsisten 365 hari penuh untuk perbaikan diri.
Semoga Allah ridhoi setiap langkah yang dilalui.
Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.” (Hilyatul Awliya, 2: 148)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar